Peunanggahan, itulah toponimi lama dari kata kampung yang dikenal sekarang Peulanggahan.
Tempat penobatannya dapat disaksikan dalam naskah Ma Bayyinas Salathin:
Dan pada 1230 [H] tahun alif pada 12 hari bulan Zulhijjah, hari Selasa, waktu pukul Sepuluh pagi berkumpul orang Tiga Sagi dan segala rakyat Aceh ditabalkan Syarif Abdullah bin Sayyidina Husain bin Sayyidina Abdurrahman 'Aidid naik kerajaan dalam negeri Aceh Darussalam yang bernama tempat Peunanggahan ialah yang bergelar Sultan Syarif Saiful Alam.
Sultan Syarif Saiful Alam Syah memiliki nama aslinya adalah Sayyid Abdullah. Ia adalah putra Tuanku Sayyid Husain 'Aidid (biasanya dikenal sebagai Sayyid Husain), seorang pedagang kaya di Penang di lepas pantai barat Semenanjung Malaya, yang telah bekerjasama dengan Inggris sejak tahun 1786.
Keluarga tersebut mengaku keturunan dari sultan Aceh Jamal ul -Alam Badr ul-Munir (1703-1726). Seorang putri sultan menikah dengan seorang sayyid dan diduga melahirkan Sayyid Husain. Namun, silsilah itu kemudian dipertanyakan, karena ibu Sayyid Husain adalah orang lain selain sang putri.
Keluarganya meninggalkan Aceh pada 1770-an dan menetap pertama kali di Kepulauan Riau dan kemudian Kuala Selangor sebelum pindah ke Penang. Sayyid Husain memiliki kepentingan komersial yang luas di Aceh.
Dia mengumpulkan lada dari pantai barat dan sirih dari Pidie dan membawa opium dan tekstil sebagai gantinya.
0 comments:
Post a Comment