Wednesday, January 05, 2011

1. Pendahuluan

Penelitian naskah Melayu yang termasuk dalam sastra lama di Indonesia sebenarnya sampai sekarang belum dapat dikatakan banyak, jika dibandingkan dengan khazanah naskah sastra lama yang terdapat di tanah air kita, serta jika dibandingkan dengan khazanah naskah sastra lama yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Orang telah beberapa kali mencoba untuk memperkirakan jumlah naskah Melayu yang masih ada. Sampai sekarang, angka yang menunjukkan jumlah naskah yang tersebar ini tidak pasti. Ada yang menyebut jumlah 4.000 (Chambert-Loir, 1980), ada yang memperkirakan 5.000 (Hussein, 1974: 12), bahkan ada yang menduga sampai 10.000 (Jones, 1980). Jumlah negara yang memiliki naskah ada dua puluh delapan, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Belgia, Brunei Darussalam, Cekoslowakia, Denmark, Hongaria, Indonesia, Inggris, Irlandia, Italia, Jerman Barat, Jerman Timur, Malaysia, Mesir, Norwegia, Polandia, Perancis, Rusia, Singapura, Spanyol, Sri Lanka, Swedia, Swiss, dan Thailand (Chambert-Loir, 1980: 27). Miller (1982) menambahkan Australia.

Peta penyebarluasan di Indonesia juga belum dapat diketahui dengan pasti. Selain di Museum Nasional Jakarta, naskah Melayu juga terdapat di Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Ambon dalam jumlah kecil maupun besar. Namun jumlah terbesar tersimpan di Museum Nasional Jakarta (Rujiati-Mulyadi, 1980, 1981, 1984). Diperkirakan di tempat-tempat lain di Indonesia juga masih ada. Secara lisan pernah terbetik berita mengenai masih adanya naskah pribadi di daerah-daerah Minangkabau dan Bangka. Sayangnya informasi tertulis mengenai hal seperti itu tidak banyak tersedia.

Penelitian Naskah Melayu: Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan *

Read More

Sebenarnya sangat memalukan jika Pemerintah Aceh sekarang bingung dari mana memulai penerapan syariat Islam di Aceh. Sementara khasanah masa lalu yang mengajarkan apa itu “local wisdom”-nya Aceh terus dibiarkan terbengkalai lapuk dimakan waktu, atau dijarah pihak asing. Salah satunya, kitab Mir’at al-Thullâb (ditulis oleh Syiah Kuala tahun 1672 M) yang kalau mau membacanya kita harus ke Malaysia, Leiden, London. 

Adapun di Aceh, Anda jangan mimpi bisa membacanya, sebab Dayah Tanoh Abe yang memiliki tiga salinan manuskrip ini telah mengunci pintu rapat-rapat. Wajar, sebab naskah kuno ini barang seksi yang ingin diperkosa banyak oknum. Hanya kebersahajaan ahli waris Dayah Tanoh Abe saja yang membuat naskah ini masih ada di Aceh.

Ironis memang, padahal Mir’at al-Thullâb adalah bukti positivisasi hukum Islam pertama, jauh sebelum Turki melakukan pembaruan hukum di abad 19. Di Turki ada Majallat al-Ahkâm yang ditulis dalam periode tanzimat/reorganisasi (1839-1880 M). Satu periode di mana serangkaian pembaruan dalam bidang hukum dilakukan di Turki Usmani. Sedangkan di Aceh,

Berkaca pada Mir'atul Tullab

Read More

Tuesday, January 04, 2011

Sejauh pengetahuan saya dalam menelusuri naskah Melayu dan Aceh di wilayah Aceh, saya juga menemukan naskah tentang Makkah, namun sejauh ini belum dapat dipastikan naskah tersebut apakaha sama dnegna naskah makhtutat Ila Makkah yang ditemukan di Jazirah Arab setebal 173 halaman itu yang ditulis pada abad ke-19 Masehi.

Namun, yang menjadi daya tarik tersendiri pada naskah ini adalah keberadaan naskah Melayu di Tanah Suci, tentu semakin memperkuat peranan dan eksistensi ulama-ulama Nusantara di dunia Arab, terutama dalam bidang keilmuan. Dan sangat menarik bila nanti mampu mengungkapkan bagaimana peranan ulama-ulama Melayu (Nusantara) di Jazirah Arab, sebagaimana peranan Ulama-ulama Arab di Nusantara.

Hidayatullah.com-Pencarian selama 20 tahun berkesudahan dengan berita gembira. Mantan Ketua Pengarah Perpustakaan Negara Malaysia, Dr Wan Ali Wan Yusoff Wan Mamat, menjelaskan bahwa pencarian manuskrip Melayu lama di Mekah membuahkan hasil.

Wan Ali berhasil menemukan manuskrip Melayu lama, Makhtutat Ila Makkah (catatan-catatan menuju Mekah) ketika menunaikan umrah Maret. Penemuan itu sebagai kemenangan berganda karena

Manuskrip Melayu Lama Ditemukan di Mekah

Read More

Copyright © 2015 Herman Khan | Portal Manuskrip Aceh dan Malay | Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates
Scroll To Top