Syekh Abdur Ra'uf (Abdurrauf) as-Singkili merupakan ulama terkenal dan dihormati di Aceh. Inisialnya Abdurrauf dinobatkan pada perguruan tinggi di Banda Aceh yang dikenal Universitas Syiah Kuala (Unsyiah, sekarang USK). Disebut Syiah Kuala karena ia dimakamkan di Kuala Aceh.
Namun belakangan, ada dua makam Syekh Abdurrauf di Aceh, pertama makam syekh Abdurrauf di Kuala Banda Aceh, terletak di pinggir Kuala pantai Aceh menghadap ke Selat Melaka.
Dan kedua, makam syekh Abdurrauf di singkel yang berada di bibir Sungai Singkil, sekitar 5 KM atau 8 menit dari ibu kota Kabupaten Aceh Singkil.
Kedua makam tersebut ramai dikunjungi oleh penziarah dari luar Aceh, di mana transportasinya menuju ke makam Syekh Abdurrauf dapat melalui perjalanan laut, darat, dan udara.
Syekh Abdurrauf bin Ali al-Jawi al-Fansuri
Awal nama Abdurrauf masyhur di tengah Kesultanan Aceh dan masyarakat setelah ulama asal Fansur (sebagian menyebut sekarang masuk bagian Aceh Singkel) ini setelah menebar tarekat Syattariyah di Aceh sejak awal kepulangannya sekitar tahun 1660/61 M. Menetap dan membuka zawiyah bernama Zawiyah Menara di Kuala Aceh.
Menjadi tokoh utama tarekat Syattariyah dan diterima oleh masyarakat luas, pihak kerajaan Aceh di bawah pimpinan Sultanah Safiyatuddin Syah Tajul Alam (1640-1675) memberikan mandat untuk menulis kitab fikih tentang hukum yang dapat digunakan di Aceh secara umum. Walau awalnya ia menolak dengan halus, namun akhirnya ia menerima dan menulis kitab fenomenal yang dinamai "Mir'atuth Thullab".
Banyak kitab yang dikarangnya dengan jelas menulis namanya, Abdurrauf bin Ali al-Jawi al-Fansuri. Sebagian manuskrip karangannya yang disalin dikemudian hari menulis dengan gelar Syekh Aminuddin Abdurrauf bin Ali al-Fansuri al-Jawi.
Namun, konsentrasi pengembangan tarekat Syattariyah tetap dia jalani, hal itu dapat dilihat jaringan muridnya yang sangat luas di Nusantara dan alam Melayu. Melalui silsilah tarekat Syattariyah inilah dapat dijumpai kiprah Syekh Abdurrauf di Haramain, jaringan guru-murid sangat luas dan dinamis. Tokoh-tokoh utama penyebar tarekat Syattariyah di dalam dan luar Aceh lebih banyak melalui jalurnya.
Para murid-muridnya banyak menulis dalam kitab mereka bahwa dalam penyelesaian penulisan dan penyalinan kitab diselesaikan (ditammatkan) pada makam syaikhina wa maulana syekh Abdurrauf bin Ali di Zawiyah Meunara.
Lantas, siapakah Syekh Abdurrauf as-Singkili di Singkel..?
(bersambung...)
0 comments:
Post a Comment