Thursday, February 23, 2012

Oleh-oleh Manuskrip Aceh Untuk Singapura


Foto Bersama 22 Febr 2012 

Ada pelajaran penting yang harus kita petik dari kunjungan mahasiswa/i  National University of Singapore (NUS) ke tempat-tempat koleksi manuskrip (naskah kuno), bahwa mereka masih peduli dan menekuni sejarah bangsa lain, khususnya  warisan khazanah Melayu-Aceh yang berbentuk naskah kuno.

Dalam kesempatan ini, Saya (Hermansyah) mendapat kesempatan untuk sharing ilmu dengan Prof Jan Van Der Putten (Association Professor) di NUS dan mahasiswanya. Dalam perbincangan tersebut, poin yang sangat penting adalah Singapura memiliki kesempatan baik untuk mendalami bidang Melayu Klasik, karna bagian tersebut tidak terpisahkan antara asal mula Singapura yang berhubungan langsung dengan dunia Melayu dan Nusantara. Dan, prospek ke depan sangat terbuka lebar untuk menjadi bagian yang sangat penting ini, karena ini seiring dengan perkembangan di Aceh yang saban hari semakin banyak ditemukan naskah-naskah Aceh yang beragam dan unik.

Inilah oleh-oleh yang terbaik diberikan Aceh kepada negara Singapura
yang sudah sangat maju dari sisi ekonomi dan pembangunan. Hadiah tersebut menjadi sangat berharga saat para rombongan sampai di negerinya sendiri, karena keunikan manuskrip akan selalu menjadi "berharga" untuk terus dikaji dan diteliti.

Berikut berita liputan media Serambi:
Delapan Mahasiswa National University of Singapore (NUS), sejak tiga hari terakhir melakukan kunjunga ke sejumlah situs bersejarah di Aceh. Para mahasiswa dari jurusan "Pengajian (Pengkajian-red) Melayu" ini sedang melakukan penelitian tentang jejak sejarah dan peradaban Melayu di Aceh.

"Saya rasa Aceh adalah salah satu dari sedikit daerah yang masih menyimpan banyak bukti sejarah Melayu, makanya saya sering memilih Aceh sebagai salah satu daerah yang wajib dikunjungi oleh mahasiswa saya,"
kata Profesor Jan Van Der Putten, yang mendampingi para mahasiswanya, saat berkunjung ke rumah Kolektor Naskah Kuno Aceh, Tarmizi A Hamid, di Ie Masen, Banda Aceh, Rabu (22/02/2012).

"Masih sangat banyak bukti peradaban Melayu yang belum dikaji secara mendalam di Aceh," kata Profesor asal Belanda ini.

Selama di rumah Tarmizi A Hamid, para mahasiswa ini mempelajari sejumlah kitab kuno yang umumnya ditulis dalam huruf jawi (bahasa Melayu dan Aceh).

Mereka mendapat penjelasan dari ahli filologi (kajian naskah kuno) dari Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry, Hermansyah. Karena huruf-huruf Jawi maupun kalimat yang tertulis dalam kitab itu sangat sulit dibaca oleh orang awam.

Zuliana, mahasiswa tahun ke-4 di NUS bidang Pengajian Melayu mengatakan, selain berkunjung ke rumah Tarmizi A Hamid, mereka juga sudah berkunjung ke Musium Aceh, Kampus Darussalam dan beberapa lokasi bersejarah lainnya.

Source: http://aceh.tribunnews.com/2012/02/22/mahasiswa-singapura-belajar-peradaban-melayu-ke-aceh

0 comments:

Copyright © 2015 Herman Khan | Portal Manuskrip Aceh dan Malay | Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates
Scroll To Top