Naskah Bahr al-Lahut (Bahrul Lahut) bukan satu-satunya yang terdapat di Madura, walau belum terpublish seluruhnya di media, naskah ini masih tersimpan di zawiyah Tanoh Abee, skriptorium manuskrip tertua di Nusantara, berada di Aceh Besar, 40 km dari ibukota provinsi Aceh, Banda Aceh.
Itulah naskah Bahrul Laut yang terdaftaf dalam katalok Dayah Tanoh Abee, yang disusun oleh Oman Fathurahman, dkk, pada tahun 2010. Dengan demikian naskah tersebutk telah banyak berkembang, walau belum banyak ditemukan, keberadaannya hingga sampai ke Madura.
Inilah yang menarik dalam kajian ini, selain penting untuk dikupas kandungan isi dan teks yang terkandung didalamnya, juga dalam kontekstual. Bagaimana naskah Aceh Bahrul Laut sampai di Madura, siapa pembawa dan penyebarnya, berapa penting naskah tersebut di Madura dan Jawa, bagaimana isi naskah Bahrul Laut versi Madura dan Aceh, serta masih banyak tanda tanya lainnya yang masih menyelimuti naskah.
Kita berharap, kedepan kajian ini terus digalakkan untuk merekonstruksi sejarah keilmuan dan budaya di Nusantara, khususnya melalui naskah-naskah kuno atau manuskrip. Melihat bagaimana perkembangan jaringan Islam berkembang dan terjalin satu dengan lainnya.
Berikut ini berita tentang ditemukannya naskah Bahrul Laut di Pamekasan, Madura.
(Sumber: Kompas.com, Kamis, 10 Maret 2011) Naskah kuno kitab "Bahrul Lahut" (Samudera Ketuhanan) yang merupakan kitab filsafat tulisan tangan ulama asal Aceh telah ditemukan di Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
"Kalau dilihat dari kertasnya, kitab ini diperkirakan ditulis pada sekitar abad ke-17," kata peneliti naskah kitab kuno di pesantren itu, Umi Masfiah, Rabu.
Kitab itu ditemukan tim peneliti dari Balai Litbang Kantor Kementerian Agama Semarang di Pondok Pesantren Sumber Anyar, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Kondisi kitab karya ulama asal Aceh ini sebagian sudah tidak utuh lagi dan banyak yang berlubang, karena dimakan rayap.
Ada sekitar 80 eksemplar naskah kitab kuno yang ada di pesantren itu dan semuanya ditulis dengan tangan. "Kalau jenis kitabnya sekitar 120 kitab, karena dalam satu naskah ada yang lebih dari satu kitab," kata Ketua Pengurus Perpustakaan Sejarah di pesantren itu, Kholis.
Kitab "Bahrul Lahut" merupakan salah satu kitab yang membahas tentang filsafat ketuhanan di antara sejumlah kitab dalam naskah-naskah kuno yang ada di perpustakaan itu.
Bahrul Lahut atau Samudera Ketuhanan ini sempat didaku (diklaim) sebagai karya ulama Malaysia, karena menggunakan bahasa Melayu, tetapi kitab ini sebenarnya merupakan kitab karya ulama Indonesia asal Aceh.
Selain kitab Bahrul Lahut, juga ditemukan naskah kitab kuno karya intelektual Muslim, Ibnu Arabi, yakni kitab "Tuhfatul Mursalah" dan "Kitabul Waqad" atau ilmu astronomi yang juga ditulis dengan tangan.
Salah satu isi kitab astronomi yang berbahasa Arab ini menjelaskan tentang peredaran bumi, bulan, dan matahari.
Menurut koordinator tim peneliti Balai Litbang Kemenang Semarang, Zainul Atfal, penelitian naskah kuno ini dilakukan untuk meneliti khazanah keilmuan keagamaan di Indonesia. "Kami memilih pesantren ini sebagai lokasi penelitian, karena untuk sementara, naskah kuno terbanyak berada di pesantren ini," kata Zainul Atfal.
Itulah naskah Bahrul Laut yang terdaftaf dalam katalok Dayah Tanoh Abee, yang disusun oleh Oman Fathurahman, dkk, pada tahun 2010. Dengan demikian naskah tersebutk telah banyak berkembang, walau belum banyak ditemukan, keberadaannya hingga sampai ke Madura.
Inilah yang menarik dalam kajian ini, selain penting untuk dikupas kandungan isi dan teks yang terkandung didalamnya, juga dalam kontekstual. Bagaimana naskah Aceh Bahrul Laut sampai di Madura, siapa pembawa dan penyebarnya, berapa penting naskah tersebut di Madura dan Jawa, bagaimana isi naskah Bahrul Laut versi Madura dan Aceh, serta masih banyak tanda tanya lainnya yang masih menyelimuti naskah.
Kita berharap, kedepan kajian ini terus digalakkan untuk merekonstruksi sejarah keilmuan dan budaya di Nusantara, khususnya melalui naskah-naskah kuno atau manuskrip. Melihat bagaimana perkembangan jaringan Islam berkembang dan terjalin satu dengan lainnya.
Berikut ini berita tentang ditemukannya naskah Bahrul Laut di Pamekasan, Madura.
(Sumber: Kompas.com, Kamis, 10 Maret 2011) Naskah kuno kitab "Bahrul Lahut" (Samudera Ketuhanan) yang merupakan kitab filsafat tulisan tangan ulama asal Aceh telah ditemukan di Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
"Kalau dilihat dari kertasnya, kitab ini diperkirakan ditulis pada sekitar abad ke-17," kata peneliti naskah kitab kuno di pesantren itu, Umi Masfiah, Rabu.
Kitab itu ditemukan tim peneliti dari Balai Litbang Kantor Kementerian Agama Semarang di Pondok Pesantren Sumber Anyar, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan.
Kondisi kitab karya ulama asal Aceh ini sebagian sudah tidak utuh lagi dan banyak yang berlubang, karena dimakan rayap.
Ada sekitar 80 eksemplar naskah kitab kuno yang ada di pesantren itu dan semuanya ditulis dengan tangan. "Kalau jenis kitabnya sekitar 120 kitab, karena dalam satu naskah ada yang lebih dari satu kitab," kata Ketua Pengurus Perpustakaan Sejarah di pesantren itu, Kholis.
Kitab "Bahrul Lahut" merupakan salah satu kitab yang membahas tentang filsafat ketuhanan di antara sejumlah kitab dalam naskah-naskah kuno yang ada di perpustakaan itu.
Bahrul Lahut atau Samudera Ketuhanan ini sempat didaku (diklaim) sebagai karya ulama Malaysia, karena menggunakan bahasa Melayu, tetapi kitab ini sebenarnya merupakan kitab karya ulama Indonesia asal Aceh.
Selain kitab Bahrul Lahut, juga ditemukan naskah kitab kuno karya intelektual Muslim, Ibnu Arabi, yakni kitab "Tuhfatul Mursalah" dan "Kitabul Waqad" atau ilmu astronomi yang juga ditulis dengan tangan.
Salah satu isi kitab astronomi yang berbahasa Arab ini menjelaskan tentang peredaran bumi, bulan, dan matahari.
Menurut koordinator tim peneliti Balai Litbang Kemenang Semarang, Zainul Atfal, penelitian naskah kuno ini dilakukan untuk meneliti khazanah keilmuan keagamaan di Indonesia. "Kami memilih pesantren ini sebagai lokasi penelitian, karena untuk sementara, naskah kuno terbanyak berada di pesantren ini," kata Zainul Atfal.
2 comments:
kereeen
Thanks Riadi, saya juga sudah mengunjungi website anda, cool n keren
Post a Comment