Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah
Rabb al-'Alamin pujoe sekalian karunia
Nyo hikayat
Tanbihul Insan Peupeu ingat manusia
Yang karang
Tengku Di Krueng Nanggroe Beurajan geuboh nama
Subhanallah
Po keu Rabbi Lengkap neubri seugala nanggroe
Jenis insan
peunejut Tuhan Sabab sekalian phon sidroe
Yang that
leubeh nibak Tuhan neupejeut insan lam donya nyoe
Neubri akal
dengon pikee Naji syawara keu nan droe
Soe
peuneujeut tuboh jaban Soe bri makanan keuneupoe
Neubri
deungo ngon geulunyung Yang
neularang peulihara droe
Neubri mata
dara agam Bak yang haram peujioh droe
Hingga jaroe
deungon gaki Dimeupoe neubri bak geutanyo
Soe
lang kafan karunia Tuhan Han sapu tan bak tuboh nyoe
Pubut ibadah
wahee taleb bah na ho diba lam dunyo nyoe
/1/
Suroh Allah suroeh
Nabi Dumna saree bek neulalee
Seperti ban
firman Tuhan dengo keu man lon kheun jinoe
Wama
khalaqtu al-Jin wa al-Insan illa liya'buduni
Naskah ini ditulis oleh seorang 'arif' yang bijak dalam menguraikan peringatan-peringatan dalam al-Qur'an kepada manusia, baik peringatan dalam bentuk "tausiyah ataupun musibah" yang dikupas dalam nazam berbahasa Aceh. Sang pengarang tak luput menguatkan pendapatnya dengan cara mengutip dalil-dalil naqli, karena al-Qur'an adalah Al-Qur’an merupakan tadzkirah, bahkan sumber tadzkirah bagi manusia. Karena di dalamnya berisi semua bentuk peringatan yang dibutuhkan manusia. Kisah umat terdahulu (Qishash al-umam as-sabiqoh), ajaran aqidah yang benar (al-aqidah as-shohihah), hukum Syariah yang adil (al-ahkam as-syar’iyah), akhlaq yang mulia (al-akhlak al-asasiyah), kenyataan ilmiyah (al-haqaiq al-ilmiyah) yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah peringatan.
“Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang Tinggi. (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas ‘Arsy” (QS Thaha 1-5)
Al-Qur’an adalah pedoman bagi manusia dan tidak mungkin membuat susah mereka. Dengan Al-Qur’an semuanya menjadi jelas. Kejelasan tujuan, sarana dan cara. Al-Qur’an mengantarkan manusia kepada apa yang dicita-citakan oleh semua manusia, yaitu kebahagiaan hidup. Sebaliknya bagi yang menjauh dari peringatan Al-Qur’an, maka kehidupan mereka akan susah, gersang dan sempit.
Al-Qur’an telah menceritakan berbagai musibah umat masa lalu akibat menjauh dan mengingkari ajaran para nabinya. Dan Al-Qur’an juga mengingatkan manusia sekarang dengan musibah yang akan menimpanya jika mereka kufur dan bermaksiat pada Allah.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS As-Syuraa 30).
Secara manhaj atau konsep, Al-Qur’an telah menjelaskan secara tuntas pada manusia tentang Sunnatut Taghyiir (sunnah perubahan) yang terjadi pada alam semesta khususnya manusia. Baik perubahan menuju yang lebih baik maupun perubahan menuju yang lebih buruk. Dua ayat yang terkait perubahan menyebutkan.
“(siksaan) yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang Telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS Al Anfaal 53).
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS Ar-Ra’du 11).
0 comments:
Post a Comment