Sunday, July 12, 2015

Malam Lailatul Qadar Dalam Naskah Kuno Aceh

Teks "Lailatul Qadar" 
SEPULUH terakhir bulan Ramadhan menjadi puncak seorang hamba mengabdi kepada sang Khaliq, sebab pada momen ini merupakan hari-hari perpisahan dengan bulan berkah dan terdapat malam paling mulia disebut Lailatul Qadar.
Tidak ada kepastian malam itu datang, dan tidak ada yang dijamin orang-orang akan mendapatkan, kecuali mereka bersungguh-sungguh ingin menggapainya, dan tentunya tidak ada tanda (bekas) bagi mereka yang mendapat nikmat di malam turunnya para Malaikat ke bumi.
Dalam beberapa catatan, terdapat yang “unik” bahwa ada kiat-kiat untuk mengenal malam tersebut. Saya pun penasaran, dalam sebuah naskah yang cukup singkat dan padat, hanya satu halaman tertulis tentang mengenal Lailatul Qadar dimulai dengan
“Bismillahi. Bab ini alamat pada mengenal malam lailatul qadar, telah menyebut barang yang diberi rahmat kiranya Allah Ta’ala akan dia apabila adalah awal bulan Ramadhan itu pada hari Jumat adalah malam lailatul qadar dua puluh Sembilan”.
Demikian dilanjutkan lagi
Dan apabila awalnya pada hari sabtu adalah malam lailatul qadar pada malam dua puluh satu. Dan apabila awalnya pada hari Ahad adalah malam lailatul qadar pada malam dua puluh tujuh...” dan seterusnya menurut hari permulaan puasa.
Tentunya, sang penulis kitab menutup dengan “Bermula qaul [perkataan] Nabi ini terlebih asahh (terlebih benar] daripada segala qaul yang lainnya ini. Wallahu a’lam bis-shawab”.
Manuskrip ini tidak ditemui penanggalannya, namun dilihat dari ciri-ciri kertas ditulis pertengahan abad ke-18 Masehi.

Lailatul Qadar memang manjadi rahasia dan tidak terjadi pada malam yang sama setiap tahunnya. Tentang waktu Lailatul qadar para ulama sepakat bahwa Lailatul Qadr tidak terjadi pada malam tertentu secara khusus dalam setiap tahunnya, namun berubah-ubah dan berpindah-pindah.
Apabila merujuk penentuan hari di awal Ramadhan, tentu juga akan ada perbedaan terjadinya Lailatul qadar pada setiap daerah ataupun kelompok, apabila awal Ramadhan dimulai tidak sama. Namun terlepas dari itu, yang pasti Lailatul Qadar selalu ada di sepuluh akhir Ramadhan, dan itu menjadi rahasia Ilahi.
Umat Islam dianjurkan hanya untuk menggapainya sebagaimana Hadist Nabi saw bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada sembilan terakhir, atau tujuh terakhir, atau lima terakhir.” (HR. al-Bukhari).
Malam Lailatul Qadar dijanjikan Allah sebagai malam paling mulia, yaitu lebih baik seribu bulan, dan malamnya turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril hingga menjelang Fajar (Dijelaskan dalam QS al-Qadar 3-5), semoga kita dapat menggapai kesempatan tersebut.

0 comments:

Copyright © 2015 Herman Khan | Portal Manuskrip Aceh dan Malay | Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates
Scroll To Top