Friday, December 04, 2015

Bagaimana Bendera Aceh Tempo Dulu


Kerajaan Aceh yang gemilang dalam lintas sejarah Melayu Nusantara sejak abad ke-16 hingga bergulir ke pertengahan abad ke-20 masehi, dan meninggalkan banyak tanda tanya, salah satunya bendera Aceh. Saban hari, isu bendera menjadi polemik dan bergelinding semakin membesar. Tidak hanya membesar karena digelinding dalam ranah politik Aceh sekarang, tetapi juga dalam prioritas kepentingan "kesejahteraan" pasca damai Aceh, dan tentu juga dalam lingkaran sejarah Aceh.

Hasan Tiro mengakui beberapa tambahan dalam bendera versinya, tujuannya bendera yang dibuatnya untuk "Aceh Merdeka", dan itu artinya ia salah seorang yang tahu sejarah tentang bentuk bendera Aceh pada awal Kesultanan dan era kolonial Belanda.

Bendera secara filolofis merupakan hal penting yang tidak terlepas dari simbol kedaulatan, geografis dan patriotisme. Namun, tentu bendera tidak serta mensejahterakan masyarakatnya, bahkan untuk sebuah negara yang merdeka sekalipun atau negara yang kaya bukan tergantung pada bendera. Namun, bendera juga dapat membuat makhluk yang diberi pikiran tidak mampu berpikir, dan juga tidak sedikit yang terharu dan menangis saat kain selembar itu berkibar.
Museum voor Volkenkunde, Leiden

Dalam riwayat sejarah Kesultanan Aceh memiliki bendera tersendiri, beberapa riwayat bendera sesuai dengan situasi dan kondisi negara (kesultanan) ketika itu. Bahkan beberapa kerajaan kecil di bawah otoritas Aceh memiliki bendera sendiri, seperti Kerajaan Samalanga, Kerajaan Tapak Tuan dan Kerajaan Trumon. Bahkan terdapat juga bendera perdagangan (handel) Nalaboe. Kata Nalaboe merupakan nama awal yang kini berubah menjadi Na Laboeh, dan Meulaboh.

Baca lainnya:

0 comments:

Copyright © 2015 Herman Khan | Portal Manuskrip Aceh dan Malay | Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates
Scroll To Top