Monday, May 09, 2016

Manuskrip Isra Mikraj: Tour Teristimewa Rasulullah

RAJAB merupakan bulan mulia di sisi Allah. Di dalam bulan ini terjadi peristiwa penting pada masa hidup Rasulullah, yaitu Isra dan Mi’raj. Isra dan Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad dalam waktu satu malam saja.

Isra merupakan peristiwa “diberangkatkan” Nabi Muhammad oleh Allah dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsa Jarussalem Palestina. Sedangkan Mi’raj peristiwa Rasulullah dinaikkan ke langit dari Masjid Al-Aqsa.

Jumhur ulama dan sebagian sejarawan Muslim menyebutkan bahwa peristiwa penting tersebut terjadi pada bulan Rajab setahun sebelum hijrah Nabi ke Madinah. Menurut riwayat perjalanan beliau menggunakan kendaraan buraq, ditemani oleh Jibrail dan para malaikat lainnya.
Dari tempat kiblat pertama ini nabi dinaikkan ke langit, sebagian rawi menyebut batu pijakan Nabi saat naik seakan juga ingin ikut terbang bersamanya, dan kini ia menjadi saksi kehadiran manusia paling mulia di tanah para Anbiya.

Ini merupakan paket “tour” teristimewa yang diterima Rasulullah, dan dapat menyaksikan langsung tentang surga dan neraka serta segala kehidupan di luar naluri dan pikiran manusia. Keistimewaan tersebut hanya diberikan kepada nabi terakhir di saat hatinya berduka paska meninggal Abu Thalib dan istrinya Khadijah, dua tokoh yang membantu nabi dari rongrongan kaum Qurays selama di Mekkah.
Dalam masyarakat Aceh dan Nusantara, peristiwa Isra dan Mi’raj merupakan cerita umum dan menjadi santapan wajib bagi para pelajar. Ia memiliki banyak hikmah dan pelajaran di dalamnya, mulai dari perjuangan Rasulullah hingga kasih sayangnya kepada ummat Islam.

Dalam kehidupan masyarakat Aceh, kisah Hikayat Isra dan Mi’raj menjadi bacaan penting pada bulan Rajab oleh para tengku dan da’i di Aceh. Hal tersebut diungkapkan dalam pendahuluan teks manuskrip Hikayat Mi’raj koleksi Museum Aceh “barang siapa membaca dan mendengar Hikayat Mi’raj Nabi maka ia berpahala dan akan diampuni dosanya”. Sebaliknya, “barang siapa tiada percaya akan peri bagi Mi’raj ini bahwasanya orang itu menjadi kafir”.

Naskah Hikayat Mi’raj ini bukan sebuah dongeng kepada anak-anak, tetapi hikayat tersebut ditulis dalam bahasa Jawi (Melayu) disertai dalil-dalil kuat dari al-Qur’an dan Hadits. Tidak ketinggalan disertakan atsar para sahabat akan peristiwa tersebut.

source: http://aceh.tribunnews.com/2016/05/05/manuskrip-isra-miraj-tour-teristimewa-rasulullah?page=2

Baca juga: Manuskrip Isra Mikraj: Abu Bakar vs Abu Lahab

0 comments:

Copyright © 2015 Herman Khan | Portal Manuskrip Aceh dan Malay | Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates
Scroll To Top