Wednesday, April 08, 2020

Bencana Awal April 1873 di Aceh

Belanda menyerang kerajaan Aceh secara sepihak tanpa ultimatum perang pada tanggal 26 Maret 1873. Sejak tanggal itu, Jenderal Belanda F.N. Nieuwenhuyzen, yang memimpin pasukan Belanda dari kapal Citadel van Antwerpen didukung oleh kapal 6 buah kapal perang dinamai "Djambi", "Marnix", "Soerabaja", dan "Sumatra". Ditambah dukungan dua kapal perang milik Belanda dinamai "Marnix" dan “Coehoorn" dari Pulau Pinang.

Selain itu, dua kapal 2 buah kapal angkatan laut pemerintah ("Siak" dan "Bronbeek"), 5 buah barkas, 8 buah kapal peronda, 1 buah kapal komando, 6 buah kapal pengangkut, serta 5 buah kapal layar, masing-masing ditarik oleh kapal pengangkut, yaitu 3 buah untuk pasukan artileri, kavaleri dan pekerja-pekerja, 1 buah untuk amunisi dan perlengkapan, serta 1 buah untuk orang-orang sakit.

Kapal Perang Belanda "Soerabaia" tahun 1905. Lihat: http://www.netherlandsnavy.nl/JVH.htm

Tampaknya, mulai tanggal 26 Maret sampai 3 April telah terjadi perang di laut, namun sayangnya belum ada informasi mendetail tentang perang di laut tersebut antara kapal laut Aceh dengan kapal perang Belanda.

Merujuk ke beberapa sumber, Belanda mulai masuk melalui perairan Aceh antara tanggal 4 atau 6 April. Pada tanggal tersebutlah perang di darat terjadi, tepatnya di Pantai Ceureumen Ule Lheue dan kemudian di area sekitar Mesjid Raya Baiturrahman.

Pendaratan pertama Belanda di Aceh pada awal bulan April 1873 di Pantai Ceureumen, Ulee Lheue Banda Aceh
Merujuk ke beberapa sumber, Belanda mendarat tanggal 6 April untuk pertama kali di Pantai Ceureumen, sebelah Timur Ulèe Lheue, mereka dipukul mundur oleh pejuang-pejuang Aceh yang telah berjaga di pos-pos kerajaan Aceh.

Dan, barulah pada tanggal 8 April berikutnya seluruh induk pasukan Belanda didaratkan di bumi Aceh yang berjumlah 3600 pasukan militer. Pendaratan ini dipimpin oleh mayor jenderal
J.H.R. Köhler, dibantu oleh wakilnya merangkap komandan infanteri kolonel E.C. van Daalen.

Pada hari pendaratan pertama saja kapal perang "Citadel van Antwerpen" memperoleh dua belas tembakan meriam lila (meriam kecil) milik pasukan kerajaan Aceh.


1 comments:

m.nur mahdi said...

Assalamulaikum pak Herman.
Lon Pak M.Nur Mahdi ngen pak Husaini. Tanyo na teum meureumpek wate tanyo jak U krueng Raya jak nging bate nisan lamuri ngen pak Husaini. Tanyo wate nyan cuma Lhee. Dro neuh,lon dan Mak Husaini. mudfah mudahan dron neuh manteung tingat lon. Meuno. lon neuk lake/ copi gamba bak internet yang bersumber dari dron neuh (Herman Khan) teuntang gamba kapai belanda yang invasi aceh Thon 1873 di pante Ule Lheue. minye neu bi izin, neu tolong WA bak nohp 0852 6006 5414. trimeung genaseh.

Copyright © 2015 Herman Khan | Portal Manuskrip Aceh dan Malay | Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates
Scroll To Top