Tanggal 20 Juli 1969 bertepatan pada 5 Jumadil Awal 1389 H, pertama kalinya NASA terbang ke bulan dan berhasil menginjak kakinya di sana yang masyhur dengan tokoh Neil Amstrong dan timnya.
Salah satu laporan yang mengejutkan bahwa lapisan luar bulan terdapat garis lurus besar yang mengitari bulan menunjukkan bahwa bulan yang berbentuk bulat seperti bola seakan-akan dilem dua sisinya. NASA-pun mengkonfirmasi bahwa bulan pernah terbelah dengan melihat permukaan kedua sisinya.
Adalah Tom Watters peneliti dan pakar dari Smithsonian National Air and Space Museum NASA mengakui bahwa ada tanda lekatan hasil tabrakan keras material kedua sisi bulan sehingga meninggal bekas dengan permukaan yang berbeda.
Hasil wawancaranya kemudian dipublikasi di media online dan dapat diakses di Youtube. Pasca hasil penemuan sensasional tersebut, banyak para ilmuwan mengkaji lebih jauh fenomena langka yang pernah terjadi dan tidak banyak diketahui orang.
Memang, empat belas ribu abad silam, bulan yang menghiasi malam kita pernah terbelah dua, bagaikan belahan dua sisi bola.
Demikian fakta tersebut disinggung dalam manuskrip Hikayat Nur Muhammad dan Hikayat Nabi Meucukoe dalam bahasa Aceh, dan di naskah Nur Yaqin berbahasa Jawi (Malay), sebuah karya ulama Aceh-Nusantara yang begitu melekat pada masyarakat Aceh tempo dulu, yang kini beralih pada bacaan dongeng fiktif produk luar.
Peristiwa bulan terbelah terjadi pada masa Rasulullah masih di Makkah, saat para kaum Quraysh Mekkah meminta Nabi membuktikan kerasulannya dan utusan terakhir.
maka mereka akan masuk Islam dan mereka percaya atas kenabiannya.
Sebaliknya, jika tidak mampu maka Nabi Muhammad dianggap pembohong dan siap menerima hukuman. Permintaan tersebut tentu tidak masuk akal manusia pada zaman tersebut dan zaman sekarang, akan tetapi Nabi menyanggupinya walaupun para sahabat yang sudah Islam resah atas peristiwa tersebut.
Dalam Hikayat Nur Muhammad menyebutkan;
Lom talakee bak Muhammad bulen musyahadah dengo suara
Teuma neuyu bak Muhammad tayu ek u langet pinta sigra
Troeh u langet lom tahilah tayu neuplah bulen purnama
Siblah u masyriq siblah u magrib dumna rakyat leumah nyata.
(Lagi-lagi kamu pinta pada Muhammad untuk memanggil bulan.
Kamu pinta Muhammad naik ke langit untuk memintanya segera.
Sampai di langit kamu minta belah bulan purnama
sebelah ke barat, sebelahnya ke timur, dan semua orang melihatnya nyata)
Allah menunjukkan kekuasaannya melalui Rasul akhir zaman untuk membelah bulan. Dalam surat al-Qamar : 1-2 terekam "Telah dekat datangnya kiamat itu, dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka melihat sesuatu tanda (ayat/mukjizat), mereka berpaling dan berkata ini adalah sihir yang terus-menerus".
Bulan pun terbelah dua, jarak bulan antar kedua sisi sejauh renggangan tangan Rasulullah. Maka dalam riwayat literatur Islam terkenal dengan bulan keluar dari kedua tangan Rasulullah.
Sebutan tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah bukan sihir yang mengelabui sekejap mata manusia, tetapi ia benar-benar melakukannya secara nyata sebagai tanda mukjizat diberikan Allah kepadanya.
Sedangkan sebagian para ulama menafsirkan bahwa ayat tersebut menjelaskan bahwa kejadian bulan terbelah sudah disebutkan dalam kitab-kitab agama Samawi sebelum Islam, bahwa salah satu mukjizat nabi terakhir (Muhammad) dapat membelah bulan.
Ketika itu, dari Hadist Atsar para sahabat-sahabat Nabi yang masuk Islam pertama menjadi saksi dan membenarkan kejadian tersebut. Alhasil, sebagian kaum Mekkah beriman, tetapi tidak sedikit yang mengingkarinya.
Pasca wafatnya Rasulullah banyak orang-orang mendeklarasi dirinya nabi, baik pada masa sahabat hingga zaman sekarang.
Tetapi semua orang dan agama tidak ada yang percaya, sebab salah satu mukjizat nabi terakhir yang disebut dalam kitab adalah membelah bulan, lalu nabi palsu manakah yang mampu melakukannya?
Di era modern nan serba canggih, hasil penelitian dan pengakuan NASA tahun 1969 selaras dengan Hikayat Aceh dua ratus tahun lalu, bahwa 14 abad silam bulan terbelah sebagai bukti kenabian Muhammad dan rasul terakhir.
Maka kini, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.
Dipublish di Serambi Indonesia http://aceh.tribunnews.com/2016/05/29/lihat-bulan-sudah-terbelah
0 comments:
Post a Comment