Monday, October 10, 2016

Hewan Beristighfar untuk Manusia?


Ashabul Kahfi atau dikenal The Seven Sleepers atau cerita penghuni guha selama ratusan tahun, yang perna mati dan hidup kembali. Cerita ini mendunia, memiliki beberapa versi dan beragam aspek. Tidak hanya dalam Islam, sebelumnya agama damai ini datang, cerita penghuni guha tersebut juga telah disebut dalam Bible (Injil) yang asli. Kisah Ashabul Kahfi dengan seekor anjingnya dari Efesus in digolongkan ke dalam legenda mitologi Kristen. Versi yang paling terkenal dari cerita ini muncul dalam karya Jacobus de Voragine, Legenda Emas.

Pasca Nabi Isa diangkat ke langit ratusan tahun silam sebelum Islam, pengikut-pengikut Isa yang setia pada cerita AShabul Kahfi semakin berkembang, hingga datangnya nabi Muhammad membawa risalah Islam. Untuk menguji pengetahuan Umar (saat itu menjadi pemimpin), para pendeta kristen  menanyakan beberapa perihal histori masa lampau yang sangat terkenal di kalangan mereka, apabila bisa dijawab mereka akan masuk Islam. Umar dibantu Saydina Ali, mereka bertanya akan tentang perihal kebiasaan binatang dan cerita Ashabul Kahfi. Di sinilah perdebatan (tanya-jawab) terjadi yang membuat pendeta Yahudi tersebut mengakui kebenaran Islam.

Asal usul kronologi di atas berawal dari Hikayat Ashabul Kahfi (The Seven Sleepers), saat seorang pendeta bertemu dengan Ali dan menanyakan tentang sesuatu yang susah dijawab oleh masyarakat umumnya. Dalam sastra Aceh dikenal sebagai Hikayat Aulia Tujoh. Disebut demikian, karena mereka tujuh orang yang melarikan diri Raja zalim dan tinggal di guha. Dari tujuh orang tersebut; 6 orang adalah menteri kerajaan dulu, dan 1 orang adalah pengembala kambing. Si pengembala kambing akhirnya juga mengajak anjingnya ikut serta dalam pelarian tersebut. Hikayat Aulia Tujoh ini telah ditransliterasi untuk kesekian kalinya dan terakhir kali oleh Ramli Haron (1981).

Pada baris sebelumnya sang pendeta bertanya tentang suara kokok ayam dan suara kuda menyebut apa. Dalam Hikayat Ashabul Kahfi:
     Manok kuku' u' peu jipeugah?
     Meuhik-hik purih peukheun kuda?


Jawaban Saydina Ali  membuat pendeta tersebut masuk Islam:
         Manok kuku' u' teungoh malam
         Peu jikheun nyan hai maulana
         Udhkurullāh yā Ghāfilin
         Peuingat insan soe yang lupa

(Ayam berkokok tengah malam 
Apa yang disebutnya hai maulana
Berzikirlah wahai para pelupa
Pengingat bagi manusia yang lupa)

           Hik-hik kuda peu jikheun nyan 
           Jaweub janjongan neu calitra 
           Allahumma unshur ibādaka al-mu’minīn ‘alā
           al-Kāfirīn Doa keu mukmin barangjan masa

(Hik-hik kuda apa disebutnya
Jawab janjungan dengan cerita
Ya Allah bantulah hamba para Mukminin dari 
orang-orang kafir ∴ Doa ke mukmin sepanjang masa)

Dalam Hikayat Ashabul Kahfi, kisah penghuni gua selama 309 tahun bukan hanya sebuah cerita, tetapi juga pembelajaran dan manfaat dari hikayat tersebut yang disampaikan oleh penyair kepada pendengar. Cerita-cerita bermanfaat seperti ini, apalagi berdasarkan sumber al-Quran, yang kini jarang didengar dari oleh anak-anak kecil. [] 

            




0 comments:

Copyright © 2015 Herman Khan | Portal Manuskrip Aceh dan Malay | Distributed By Blogger Template | Designed By Blogger Templates
Scroll To Top